A. Pengertian
Model Fragmented
Model Fragmented adalah susunan kurikulum tradisional
yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu. Di dalam kurikulum standar,
berbagai mata pelajaran diajarkan secara terpisah dan sama sekali tidak
ada usaha untuk menghubungkan dan menggabungkan pelajaran-pelajaran tersebut.
Merupakan model pembelajaran konvensional (umumnya)
yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang
yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada
usaha untuk mempersatukannya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
model fragmented ini menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam satu
displin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam masing-masing disiplin ilmu
itu memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang merupakan satu kesatuan
dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesi
terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak, membaca, dan apresiasi
sastra. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini lima aspek tersebut
dianjurkan secara menyeluruh sesuai dengan kurikulum yang telah direncanakan.
Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi.
Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.
Untuk memahami pembelajaran Fragmented, perhatikan gambar
di bawah ini:
B. Manfaat
Model Fragmented
Salah satu manfaat dari model fragmented ini adalah
menjaga agar suatu matapelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak
tercampuri dengan matapelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model ini
menyiapkan seorang guru yang betul-betul pakar atau ahli di bidang
matapelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami
materi tersebut secara luas dan mendalam. Dan model ini juga memberikan “zona
kenyamanan” bagi seluruh pesertanya artinya guru akan ditempatkan sebagai
seorang sumber belajar, sedangkan siswa sebagai pencari ilmu yang berbeda.
Dengan bantuan seorang guru siswa akan banyak mendapatkan manfaat dari model
fragmented ini.
C. Kelebihan
dan Kekurangan Model Fragmented
a) Kelebihan Model Fragmented
Adapun kelebihan dari model Fragmented ini, antara lain :
a. Guru
dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah
menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran
b. Materi
pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu
c. Menciptakan guru
yang ahli dibidangnya serta dapat mengembangkan ilmunya secara luas.
b) Kekurangan Model Fragmented
Model pembelajaran terpadu jenis Fragmented ini memiliki
beberapa kelemahan, antara lain :
a. Siswa
tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang ilmu
yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan secara konsep dua
mata pelajaran yang berbeda.
b. Model
ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep, perilaku
dan konsep yang dikuasai siswa.
c. Tidak
efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-penggal.
D. Kegunaan
Model Fragmented
Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada
sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda
dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong
untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat
pada tingkat menengah atas dan universitas di mana masing-masing siswa akan
kita dorong untuk menentukan dan mengkhususkan bidang keahlian yeng meraka
miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan, serta kerja
sama belajar. Selain itu model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin
lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan menggembangkan
kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas.
E. Penerapan
Model Fragmented
Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat
cocok diterapkan pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada
tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses
pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran.
Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik
di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu di kelas. Tergantung
bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar siswa bisa lebih
bermakna dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran
terpadu model fragmented.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa
meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan apresiasi
sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan kelima kemampuan
tersebut dapat meningkat baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa
siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif dan
kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi pembelajaran yang
membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung
jawab untuk mengembangkan kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru.
Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat
rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana
yang tersedia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek
kemampuan berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana,
sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek
tersebut baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun dalam pembelajaran model Fragmented ini kelima
aspek dalam keterampilan berbahasa di penggal-penggal dalam waktu yang berbeda.
Hal itu dimaksudkan agar siswa bisa menguasai suatu pembelajaran secara
mendalam. Model Fragmented ini dalam pemenggalannya bisa disampaikan dalam
waktu yang berbeda atau juga penggunaan guru yang berbeda.
Tugas ini disusun untuk memenuhi:
Mata kuliah: Pengembangan Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar