PERKEMBANGAN MANUSIA
(HUMAN DEVELOPMENT)
A.
Definisi
Perkembangan
Perkembangan
manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhannya. Pertumbuhan adalah sesuatu
yang menyangkut materi jasmaniah yang dapat menumbuhkan fungsi dan perubahan
fungsi pada materi jasmaniah. Perubahan jasmaniah dapat menghasilkan kematangan
atas fungsinyadan sangat mempengaruhi perubahan fungsi psikologis.
Menurur
Robert E. Slavin (2008) perkembangan adalah bagaimana orang tumbuh menyesuaikan
diri, dan perubahan sepanjang perjalanan hidup mereka melalui perkembangan
fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan
kognitif serta perkembangan bahasa.Menurut
Primo Nebiolo (1993) mengemukakan bahwa ada tingkat-tingkat yang jelas yang
mana anak-anak harus melaluinya dari sejak lahir hingga dewasa. Tahapan ini
adalah sama, bagi anak laki-laki ataupun perempuan namun biasanya anak perempuan
umumnya menjadi dewasa lebih dahulu dari anak laki-laki.
Menurut
Sheldon (dalam Djaali, 2008) bahwa manusia dilihat dari segi morphology (bentuk
badan) dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut:
1. Endomorph,
dengan ciri-ciri; gemuk, suka makan, lambat bereaksi, dan suka berteman.
2. Mesomorph,
dengan ciri-ciri; atletis, agresif, dan suka hal-hal yang menantang.
3. Ectomorph,
dengan cirri-ciri; kurus, cepat dalam bereaksi, dan suka hal-hal yang bersifat
privacy.
B.
Teori-teori
Perkembangan
1.
Teori Awal : Preformasionisme (John
Locke dan J.J Rousseau)
Dalam teori Preformasionisme berangkat dari
pandangan bahwa anak-anak sebagai mahkluk yang berbentuk utuh, sebuah miniatur
orang dewasa. Aries (1960) berspekulasi bahwa untuk waktu yang lama masyarakat
enggan memberi banyak perhatian pada sifat-sifat anak karena tingginya tingkat
kematian pada saat itu. Preformasionisme berkaitang juga dengan egosentris
orang dewasa. Orang dewasa cenderung beranggapan kalau manusia hidup memiliki
bentuk dan fungsi yang sama dengan yang mereka miliki.
J.J Rousseau membagi 5 tahap perkembangan, fungsi
dan kapasitas kejiwaan manusia, yaitu:
(1) masa
bayi (usia 0-2 tahun); bayi mengalami dunia langsung lewat indranya.
(2) masa
anak-anak (usia 2-12 tahun); anak mulai mendapatkan sebuah independensi baru.
(3) masa
kanak-kanak akhir (usia 12-15 tahun); tahap ini adalah masa transisi antara
kanak-kanak dan dewasa.
(4) masa
dewasa (usia 15-20 tahun); masa dimana anak-anak sepenuhnya menjadi makhluk
social dimulai dari pubertas.
(5) masa
pematangan (setelah umur 20 tahun); perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.
2.
Teori Pendewasaan/Kematangan
(Gesell)
Gesell merupakan orang yang pertama kali dikenal
dalam mengembangkan tes kecerdasan bayi, pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manusia cenderung paling efektif waktu menghadapi dunia dari satu sudut
pandang, satu tangan, satu mata dan sebagianya. Pengaturan diri bahwa manusia
pada satu saat akan sampai pada kemampuan mengatur perkembangan sendiri. Contoh
bagaimana seorang bayi dapat mengatur siklus makan, tidur, dan bangunnya karena
pengaturan instrinsik anak-anak terkadang menolak upaya orang dewasa dalam
mengajari hal-hal baru.
3.
Teori Etologis (Charles Darwin)
Darwin menyatakan bahwa penemuan-penemuan embriologi
sangat bersesuaian dengan teori evolusi. Darwin meyakini, bahwa seleksi alam
diaplikasikan bukan hanya pada sifat-sifat fisik (seperti warna kulit) namun
juga beragam jenis tingkah laku.
4.
Teori Organismik dan Komparatif
(Werner)
Werner ingin mengikat teori perkembangan dengan
orientasi organismik dan kompratif. Bagi Werner anak-anak memerlukan kesempatan
untuk belajar lewat aktivitas-aktivitas sensori-motoriknya dan tugas-tugas yang
bermakna secara emosional bagi mereka. Disatu sisi, Werner sangat menghargai
perkembangan pemikiran ilmiah namun tetap mengakui kontribusi yang bernilai
dari bentuk-bentuk berfikir primitif.
5.
Teori Perkembangan Kognitif (Jean
Piaget)
Model kognitif Piaget, dengan asumsi bahwa
perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur.
Teorinya memberikan banyak konsep utama pada lapangan psikologi dan melakukan
perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Bagi
Piaget, kemampuan untuk secara lebih cepat mempresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasarkan pada kenyataan. Piaget
membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode
utama yang berkorelasi dan semakin canggih seiring penambahan usia yaitu:
(1) Periode
Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
(2) Tahapan
Pra-operasional (usia 2-6 tahun)
(3) Tahapan
Operasional Konkrit (usia 7-12 tahun)
(4) Tahapan
Operasional Formal (usia 12 tahun sampai dewasa)
6.
Teori Tahap Perkembangan Moral
(Kohlberg)
Kohlberg lebih menyoroti tentang perkembangan moral
pada manusia. Ada enam tahapan perkembangan moral manusia, yaitu;
a. Tingkat
Pertama, bahwa moralitas Prakonvensional yaitu terdiri dari;
Tahap 1. Kepatuhan dan Orientasi Hukuman, dan Tahap 2. Individualisme dan
Pertukaran.
b. Tingkat
Kedua, moralitas Konvensional; Tahap 3. Hubungan-hubungan
Antar Pribadi yang Baik; Tahap 4. Memelihara Tatanan Sosial.
c. Tingkat
Ketiga, moralitas Pasca – Konvensional; Tahap 5. Kontrak
Sosial dan Hak-hak Individual; Tahap 6. Prinsip-prinsip Universal.
7.
Teori Psikoanalitik (Sigmund Freud)
Freud dikenal sebagai pioner teori psikoanalisis.
Menurutnya, perubahan psikologis diatur oleh kekuatan-kekuatan bathin,
khususnya kedewasaan biologis.Freud menekankan pandangannya bahwa kehidupan
pribadi pada dasarnya adalah “libido seksualis” . ada enam tahap perkembangan
fisiologis, yaitu:
(1) Oral
(usia 0 - 1 tahun)
(2) Fase
Anal (usia 1 - 3 tahun)
(3) Fase
Falish (usia 3 - 5/6 tahun)
(4) Fase
Latent (usia 5/6 - 12/13 tahun)
(5) Fase
Pubertas (usia 12/13 – dewasa)
(6) Fase
Genital (20 s/d seterusnya)
8.
Teori Delapan Tahap Kehidupan
Manusia (Erick Erikson)
Menurut Erikson dalam mengungkapkan teorinya, lebih
menyoroti tentang perkembangan sosio emosional manusia. Secara teoritis ada 8
tahap kehidupan manusia yaitu:
(1) Oral
(2) Anal
(3) Falik
(Odipal)
(4) Latensi
(5) Pubertas
(Genital)
(6) Dewasa
Muda
(7) Dewasa
(8) Usia Senja
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar